Sabtu, 12 September 2015

Paragraf Senja

Ini bukan cerita tentang seseorang yang bernama Senja atau cerita tentang sebuah alat pembunuh-senja(ta), melainkan cerita dari salah satu aktivitas alam yaitu saat matahari terbenam yang dikenal oleh khayalak umum dengan nama senja.

Akhir-akhir ini saya mempunyai hobi yang agak unik. Setiap hari sepulang kerja, selalu menghabiskan sore dengan duduk di atas kasur kadang duduk-duduk di daun jendela (sebelum dipasang tralis besi) sambil menikmati matahari yang mulai terbenam. Pemandangan jendela yang menghadap tepat arah barat memperjelas siluet matahari disore hari. Saya jadi teringat novel yang pernah saya tulis dua tahun silam. Bukan novel tapi celupang-cerita lumayan panjang, atau bisa disebut cegappen-cerita gak patio pendek. “Dikisahkan ada seorang wanita bernama Arini yang bekerja di laboratorium nanotechnology UCLA-salah satu kampus terbaik dunia yang terletak di California. Arini adalah sesosok wanita yang mandiri dan cerdas, namun memiliki kebiasaan unik setiap hari dia harus memandangi matahari terbenam. Tentunya ada cerita dibalik kebiasaan unik ini. Kebiasaan yang dikenalkan oleh seseorang yang akan selalu menjadi siluet disetiap senja hidupnya”. Itulah sinopsis singkat novel "Senja antara A…Z". hehehe...

Sadar atau tidak sadar sebenarnya dunia ini mempunyai spot-spot terbaik untuk menikmati senja, matahari terbit, atau aktivitas matahari lainnya. Konon California adalah salah satu spot terbaik untuk menikmati aktivitas matahari ini. Mungkin jika saya tidak berfikir seribu kali lipat atau menolak tawaran teacher buat magang di UCLA saat ini saya sudah bisa membuktikan apakah benar California adalah negara yang mampu menyajikan keindahan kenampakan mataharinya. Sudahlah saya juga tidak tertarik merantau ke Amerika. Lebih tepatnya indahnya merantau bukan dimana melainkan dengan siapa (Mb Hanifah, 2015).#galau is detected. hahahha

Back to senja....

Menikmati terbenamnya matahari bisa jadi membawa ketenangan jiwa tersendiri. Imaginasi saya ketika matahari terbenam-disitulah matahari menampakkan sisi melankolisnya. Mengapa melankolis? rasakan saja ketika waktu duha sampai siang, matahari mengeluarkan kegalakannya. Terik, panas, bagai semburan api dari mulut naga. Beda halnya saat terbit atau saat akan terbenam, matahari menjadi sosok yang kehilangan amarahnya tanpa mengurangi kehormatannya sebagai sang pusat tatasurya. Dia tampak besar dan merah namun tak mampu mengeluarkan teriknya... sayu...

Namun, sebenarnya ada pesan yang ingin disampaikan oleh sang senja tentang kehidupan ini. Menurut saya senja adalah sebuah tanda bahwa episode hari ini akan selesai dan berganti ke episode hari berikutnya yaitu pagi. Well...Atau dengan kata lain, ada dua pesan ketika senja itu tiba. Yang pertama setelah senja, datanglah malam yang dihiasi dengan terangnya sang rembulan dan kemerlapnya bintang-bintang. Yang kedua adalah tidak akan kita melihat pagi yang baru tanpa melalui senja yang lalu.

Artinya apa? jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, senja ibarat perpisahan. Ketika kita berpisah dengan seseorang yang mugkin sudah kita anggap sebagai cahaya dikehidupan disitulah mungkin ada perasaan kehilangan atau apalah yang biasa dinamakan "kesedihan" maka, jangan pernah terlarut dalam kesedihan pasti suatu saat kita akan bertemu dengan sang malam bertabur bintang, yaitu ibaratnya malam merupakan lingkungan baru, dan bintang adalah orang baru dengan sifat baru, yang membawa cahaya baru dalam kehidupan kita. Sedangkan jika kita memutuskan untuk menunggu sang mentari terbit di pagi hari maka bisa jadi kita memutuskan untuk tetap menunggu seseorang yang sama namun berharap dia akan datang dengan cahaya baru yang lebih indah. So..ketika kita memutuskan untuk berpisah dengan seseorang dengan alasan A-Z maka pilihan ada di tangan kita, yaitu menunggu mentari pagi-tetap menunggu seseorang yang pernah menjadi cahaya di kehidupan kita yang belum pasti kedatangannya atau memilih untuk membuka hati kepada orang baru yang lebih siap menjadi penerang dikehidupan kita.

“Pagi dan sore langit selalu memberi warna yang sama, ibarat pertemuan dan perpisahan pada hakikatnya sama. Bertemu untuk berpisah dan berpisah untuk bertemu.”

Penawar Hati

Forgive me oh Allah, The Forgiver, Merciful
Forgive me oh Allah from all sins
Increase me in beneficial knowledge
And grants me deeds that will be accepted

Jumat, 13 Maret 2015

Kutipan Buku Inspiratif " Ya Allah, Siapa Jodohku? " ditulis oleh Ahmad Rifa'i Rif'an.




Jodoh emang Tuhan yang nentuin, tapi untuk mendapatkannya, kita diminta untuk ikhtiar. Bukan dengan diam menanti.

Wanita yang dijamin masuk surga itu mengungkapkan cintanya. Seperti Khadijah yang mengagumi Muhammad.

Inilah janji Allah : orang baik akan dipertemukan dengan orang baik.

Kalau kita sudah dekat dengan Allah, surga aja dikasih. Apalagi cuma jodoh. Itu sangat mudah bagi Allah.

Rabbii laa tadzarnii fardan.. Tuhanku, jangan biarkan aku sendiri.

Muhammad-kan dirimu, agar Allah meng-Khadijahkan jodohmu. Fathimahkan dirimu, agar Allah meng-Alikan kekasihmu.

Jika ada orang yang bilang sangat mencintaimu padahal ia suka meninggalkan shalat, tak pernah baca Al-Qur'an, puasa Ramadhan jarang, segera tinggalkan dia. Tuhannya yang setiap hari mengaruniakan rezeki berlimpah saja tak ia cinta, apalagi dirimu.

Allah, asal cinta-Mu terus mengalir, ku tak peduli meski celaan manusia tiada akhir.

Wanita yang mulia adalah yang paling ringan mas kawinnya.

Pacaran? Rawan maksiat. Nikah? Rawan rahmat.

" Hey, ini malam minggu. Ngapain dirumah aja? Kasian amat."
" Iya mau dirumah aja. Kata mama, malem minggu banyak setan keluyuran. Apalagi ditempat yang remang-remang. Setannya lagi galak-galaknya. " Hehe.

" Hari gini masih jomblo? Ke laut aja daaah... ! "
" Hari gini masih pacaran? Ke neraka aja daaah... ! "

Nikah itu menyukseskan, mengayakan, menenangkan, memapankan.

Lebih penting mencintai yang dinikahi daripada menikahi yang dicintai.

Syukurilah apa yang sudah kau yakini untuk kau pilih menjadi kekasih halalmu. Tak ada manusia yang sempurna. Manusia didampingkan dengan jodohnya justru agar mereka bisa saling melengkapi yang belum lengkap. Menyempurnakan yang belum sempurna.

Ungkapkan seperti apa kekasih halal yang akan engkau idamkan. Sebutkan secara detail pada Allah segala kriteria baik yang engkau harapkan hadir dalam diri jodohmu kelak.

Jadilah perempuan yang lembut tetapi tegas. Santun tetapi berani mempertanyakan hal seserius ini.

Pria yang baik tidak akan pernah mengecewakan perempuan yang dicintainya. Pria yang baik tidak akan pernah membuat wanitanya menunggu terlalu lama. Pria yang baik akan datang menjemput wanita yang dicintainya sesegera mungkin.

Hidup adalah perjalanan panjang namun hanya punya satu tujuan: mengabdi kepada Sang Pemilik Hidup.

Cinta dan sayang itu harus dibuktikan dengan aksi yang nyata.

Tiduuuuuuuur terus, kapan kerjanya?
Galaaaaaaaau terus, kapan senengnya?
Belanjaaaaaa terus, kapan sedekahnya?
Pacaraaaaaan terus, kapan nikahnya?

Kecantikan sejati yang tak mudah terkikis oleh usia, adalah kecantikan dalam jiwamu. Kecantikan hatimu.

Dengan bertahajud aura yang kau pancarkan jauh lebih berkilau, karena pancaran itu hadir dari cahaya Tuhan.

Keccantikan jiwa akan memancarkan aura yang jauh lebih berkilau dibandingkan dengan kecantikan fisik. Cantiknya fisik akan berkurang seiring pertambahan usia, sementara cantiknya jiwa tak akan luntur meski usia telah merenta.

Nikahilah para wanita karena 'dien' nya. Sungguh budak perempuan yang sebagian hidungnya terpotong dan telinganya sobek, berkulit hitam (tetapi) memiliki 'dien' adalah lebih utama.

Kekasih yang saleh: saat cinta ia akan memuliakanmu, saat marah ia tak akan menghinakanmu.

Jatuh cinta itu keputusan, bukan kebetulan. Cinta hadir bukan karena diundang. Cinta hadir karena kita mengizinkan jiwa untuk jatuh cinta.

Bukti paling nyata bagi orang yang benar-benar mencintaimu adalah khitbah, lalu nikah.

Cinta itu seperti layaknya iman, diucap dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diungkapkan dengan perbuatan. Diungkapkan dengan I Love You. Dirasakan dalam Qalbu. Dibuktikan dengan Qobiltu. Kalau cuma bilang I love you berjuta kali, balita juga bisa.

Cinta memang tak selalu berwujud kata-kata romantis, bisikan mesra, atau tatapan sayang seperti yang digembor-gemborkan drama picisan. Cinta lebih merupakan perjuangan yang tak jarang berlumur peluh dan air mata untuk membawa keluarganya menuju kebahagiaan sejati. Bahagia menggapai keridhaan Tuhan.

Jangan menilai keromantisan dengan sepotong cokelat, sepucuk mawar, atau kalimat-kalimat gombal yang membuatmu melayang terbuai oleh rayu. Karena sungguh, akhlak yang mulia adalah keromantisan yang tiada duanya.

Cinta selalu mengharapkan perbaikan diri, perbaikan sikap, perbaikan hati. Cinta selalu mendamba kebaikan bagi yang dicintainya.

Rasulullah mewasiatkan, manusia beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Manusia merugi adalah yang hari ini sama dengan hari kemarin. Sedangkan yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, di cap sebagai manusia yang celaka.

Suami istri itu bagaikan sepasang sepatu. Walau tak sama persis namun serasi. Saat berjalan tak pernah persis berdampingan, tapi tujuannya sama. Walau tak pernah bisa ganti posisi, namun saling melengkapi. Selalu sederajad, tidak ada yang lebih rendah atau yang lebih tinggi. Bila yang satu hilang, maka yang lain tak punya arti.

Mau minta tolong siapa lagi kalau nggak ke Allah.

Jodoh nggak datang-datang banyak sebabnya. Bisa karena kemaksiatan kita yang belum terampuni. Yang ini kudu perbanyak tobat.

Allah nggak akan ngubah nasib hamba-Nya yang cuma twitteran sambil bilang, "semoga nasibku segera berubah".

Nikah tuh keren banget. Baru bangun tidur di sebelah sudah ada bidadari yang senyum menyambut, Met pagi, sayaaang. Habis jemaah subuh, jalan-jalan pagi ada yang nemenin. Mau keluar ada yang dipamitin. Sedang kerja ada yang doain. Pas tidur ada yang dicurhatin. Daripada boros dipakai traktirin pacar, mending dipakai nafkahi istri. Nafkahin istri bernilai infak. Nafkahin pacar?

Jangan jadi manusia yang mellow, yang dikit-dikit nangis karena persoalan cinta yang kadang rumit. Jadilah manusia yang hebat, yang tetap semangat meski sedang menghadapi guncangan cinta yang dahsyat.

Umpama dia di langit, kamu di bumi, kalau dia emang jodoh kamu, kalian pasti akan ketemu lagi.

Tuhan, pertemukan hamba dengan jodoh terbaik yang telah Engkau persiapkan untuk hamba. Hamba yakin, pilihan-Mu tak kan salah.

Tuhan hanya mengabulkan doa orang yang sudah siap menerima pengabulan doa.

Saat semua orang bertanya, " Apa yang kau sukai dari dia? " Kau dengan senyum menjawab, " Aku tak tahu. Yang ku tahu, hadirnya adalah bahagia ku. Hadirku adalah bahagianya. Hadirnya telah membuatku dekat dengan Tuhanku." Yakinlah, itulah jodohmu. Indah bukan?

Aku memang mencintaimu, tapi sungguh aku ingin lebih mencintai-Nya. Aku memang takut kehilangan cintamu, tapi sungguh aku jauh lebih takut kehilangan cinta-Nya. Aku memang ingin memilikimu, tapi sungguh jiwa ragaku hanya milik-Nya. Bagaimana mungkin aku memilihmu dan mendurhakai-Nya, sementara Dia lah penciptaku.

Penantian jodoh terbaik adalah dengan memperbaiki diri.

Sebelum kau menangis, pastikan dulu bahwa yang kau tangisi itu adalah orang yang terbaik bagimu. Jangan pernah meneteskan air mata untuk orang yang buruk bagimu.

Jangan terlalu mudah dibuat sedih oleh orang yang belum tentu akan bertemu kita di akad nikah. Air matamu terlalu sayang untuk menangisi hal itu.

Ketika jarak antara kau dan Tuhan sedemikian jauh, mana mungkin doamu akan dikabulkan-Nya.

Jika Allah berkehendak untuk menjauhkan keburukan dan melimpahkan kebaikan kepada hamba-Nya, maka akan diilhamkan kepada hamba-Nya untuk berdoa. Sehingga Allah menjadikan takdir doa itu sebagai faktor penyebab terjadinya takdir yang lain.

Mencintai itu takdir. Menikahi itu nasib. Namun yakinlah, keduanya bisa diupayakan. Takdir dan nasib bisa diubah. Rasul bersabda, ubahlah takdirmu dengan doamu.

Jika ada lelaki yang bilang menyukaimu, tanya padanya, kapan kau akan menikahiku? ^^

Senin, 21 April 2014

Allah always know, so please don't be sad

In this world, you'll never truly be happy. No matter what Allah Swt gives you everything. You'll never truly be content. This place is designed to break your heart, it was designed that way. If you're looking to be happy, in the world (dunya), you're in the wrong place.

How could you feel worthless my dear brothers and sisters. You are the slave of Allah, Allah has chosen you from amongst the billions of human beings. Allah chose you and blessed you with Islam.

Pain and suffering only becomes negatives, if it creates a barrier between you and Allah swt. But it becomes positive, if can be a motivation for you and when it brings you back to Allah swt.
"O my slave, Come back to your Lord!",
"O my slave, this is a reminder for you that I want to bring you back to Me"


On them shall be no fear nor shall they grief. Don't get stressed out muslims, over things haven't happened yet, that's fear! and don't get stressed out, over things that's already happened. Everything has been decreed, the most difficult pill for the muslims to swallow is the sixth point of our rukun Iman (deen rule), the Qadr (predestination) of Allah. We don't want to admit it..

We forget about the power of Allah.
We forget about the presence of Allah.
We forget that we came from a clot. And unfortunately we were nothing.

Muhammad saw  (PBUH) had corrected anything, because we weren't doing anything right. and we get so afraid because we forget. We fear and we forget that Allah's in control.

"Surely We shall test, each and every single one of you-with a loss of wealth, with a loss of life, with a loss of profit and trade. So give glad tidings to those who are patient" (Al Baqarah:155).
"Those when they are tested, they say to Allah we belong, and to him we shall return" (AL Baqarah: 156).
"Upon those people are the blessings and prayers of Allah swt, and indeed those are the ones, who truly guided" (Al Baqarah: 157).

So if you have Allah you have everything you desire, if you don't have Allah is nothing. You desire will make you happy is nothing!!! It will all and then bring you misery, wallahi and that's the truth. it is not a lie.


There will be hardship, there will be difficulties,  and that is the reality of life. And you must remember that THE HELP OF ALLAH IS ALWAYS NEAR, "Subhanallah".

Trials and tests from Allah swt are not just the calamities that strike us. In terms of death, in terms of loss of wealth, but there are also blessings that Allah swt gives us that we don't thank Allah swt for, and we don't use them in appropriate means. If you're not being tested by Allah swt, if you do not see that test, then now the time to realize. That you're either being tested by pain, or by pleasure. They both need the exact same result. You turn back to Allah, the one who is being tested by pain. He seeks Allah swt help and finds a recourse out. The one who is being tested by pleasure, thanks Allah swt for those blessings, and use those blessing to get closer to Allah swt.


Kamis, 27 Maret 2014

Teruntuk Calon Suamiku

Bagai bahtera yang membutuhkan dermaga untuk berlabuh

Begitupula dengan perasaan, membutuhkan orang yang tepat sebagai tempat labuhan akhir


Bergetar rasanya tangan ini, saat menuliskan entri-an satu ini.
Bertanya-tanya, tanpa bayangan siapakah dirimu, dimanakah dirimu, dan seperti apakah dirimu?yang sampai saat ini sesosok dirimu belum mampu ku gambarkan.
Namun, ketahuilan calon suamiku, kaulah lelaki pertamaku dan terakhirku, dan aku sudah mencintaimu sebelum aku tahu siapa dirimu, semua itu karena cintaku pada Dzat yang telah menganugerahkan perasaan cinta dan memberikan segalanya untukku, yaitu Allah Azza wa jalla. Hanya karena Dia lah aku mencintaimu, akupun berharap kamu pun juga seperti ini.

Calon suamiku, bagaimana iman dan taqwamu?
Semoga dipenantian akan pertemuan kita, Allah selalu memberikan tambahan iman dan taqwa kita.
Kemudahan dalam beribadah dan kemudahan dalam menerima kebaikan. aamiin yaa rabbal 'alamin.
Serta berharap seiring dengan waktu frekuensi hati kita sama. Dan kaupun siap menyempurnakan dienku.

Hallo calon suamiku... ( :D )
Sedang apa dirimu? Jika sekarang kau sedang menuntut ilmu semoga Allah memberikanmu kekuatan dan kemudahan dalam berfikir, dan menjadikan ilmu-ilmumu barokah dan bermanfaat, serta banyak-banyaklah berdoa karena doa penuntut ilmu tidak ditolak oleh Allah.
Jika saat ini kau sedang bekerja, bekerjalah dengan ikhlas dan carilah harta yang halal karena Allah memuliakan orang yang mencari nafkah yang halal.
Jika saat ini kau sedang merintis usaha, maka tekunlah dan percayalah kau akan berhasil. Ingat 99 pintu rezeki itu dari berdagang.
Jika saat ini kau sedang kesusahan menjemput pintu rejeki yang halal, semoga Allah memudahkan perjalananmu. dan bersabarlah karena saat ini kau sedang diuji, jangan putus asa dan berkeluh kesah yaa. :)

Namun ada yg ingin kusampaikan calon suamiku, bermimpilah dan berusahalah untuk menjadi orang sukses, dan kaya namun ingat harus yang mulia. Apa itu mulia? kesuksesanmu tidak hanya untuk dirimu namun kau dengan rela membaginya untuk orang lain, karena kau tahu jika saat ini kau berkecukupan bukan berarti itu hakmu semua, karena sebagian ada hak orang lain yang tak mampu di sana. Jadilah "tangan-tangan" Allah dalam menyalurkan nikmat-Nya.
Dan doa yang selalu kupanjatkan untukmu adalah agar Allah selalu memberikan kemuliaan untukmu di dunia dan di akhirat.

Calon suamiku jika saat ini kau sedang bersedih hati maka tetaplah bersabar, dan lihatlah sisi yang bisa membuatmu bersyukur. Jadilah orang yang selalu bersyukur dan bersabar, karena dua hal itulah kunci kebahagian dunia dan akhirat. Al khair kahirutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik.

Calon suamiku,
Terimakasih kau memilihku menjadi wanita yang akan menyempurnakan agama mu.
Namun jika perasaan itu datang, tolong jangan kau dekati aku dengan cara-cara "murahan" seperti halnya yang dilakukan pria-pria secara umumnya, mengajakku pacaran, telfon, sms, chating, yang sama sekali tidak ada manfaatnya, atau kau ganti kata "pacaran" dengan "ta'aruf", namun kau tetap melakukan seperti halnya dua sejoli yang pacaran, ingatlah pergantian nama baik untuk maksiat sama sekali tak merubah catatan malaikat Atid (red. tetap tercatat dosa). Atau cinta-cinta yang belum halal yang terbungkus nilai-nilai (yang sepertinya) Islami, seperti kau berusaha membangunkanku sholat malam, mengingatkanku puasa, berhijab yang syar'i, nengajarku ngaji, dll. Aku tak sanggup jika aku tahu semua amalku akan sia-sia karena semua riya' karena kamu. Biarkan majlis-majlis ilmu yang mengingatkan kita untuk menjadi lebih baik serta doa-doa yang kita panjatkan tanpa sepengetahuan kita yang akan membawakan rido' Allah. Simpan itu semua jika kita sudah halal, syah. :D (setuju???)

Yang aku inginkan jika perasaan itu datang, temui orang tuaku, katakan niatanmu untuk menikahiku (awas kalau kamu ngajak pacaran :D), jika aku dan orangtuaku setuju segera khitbah aku. Jika kau sudah khitbah aku bukan berarti aku milikmu seutuhnya, karena hanya dengan jalan pernikahanlah kau dan aku tak ada sutroh (pembatas), halal sudah cinta kita, cinta yang mampu membuat malaikat-malaikat cemburu saat kita berpandangan mesra.

Yang kuinginkan saat kita dalam satu bahtera....
Calon suamiku, aku ingin sebagian malam kita peruntukkan untuk bermunajab kepada-Nya. Saling membangunkan untuk berkholwat kepada-Nya. Dan semoga kita bisa shaum senin kamis bersama.
Calon suamiku, cintailah aku seperti cara Rasulullah mencintai Syayida Khadijah, yang tak pernah menikahi wanita lain sepanjang Syayida Khadijah masih hidup. Maafkan aku yang mengurangi hakmu untuk hal ini.


Dear calon suamiku,
Sholatlah kamu berjamaah di Masjid, cukup bagiku kau menjadi imam dalam sholat malam, ingatlah kewajibanmu tetap sholat di masjid dan berjamaah.
Berbaktilah kepada orang tuamu. Marahi aku jika aku menghalangimu untuk berbakti kepada orangtuamu terutama ibumu, karena kewajibanmu untuk berbakti padanya tak pernah hilang. dan insyaAllah aku pun akan siap berbakti kepada orangtuamu, karena orang tuamu adalah orangtuaku.
begitu pula dengan ibuku, aku tahu kunci syurgaku saat ini adalah berbakti pada mu, rido'mu adalah kunci syurgaku. Namun, ketahuilah berkat ibukulah aku seperti ini, beliau mengandungku, merawatku, mendidikku, mengasuhku, sungguh tega jika dimasa tuanya saat membutuhkan perhatian anaknya kau melarangku merawatnya. Jangan pernah melarangku untuk berbakti padanya, apalagi aku hanya tinggal memiliki beliau sebagai orangtuaku. Namun, aku percaya kau bukan lelaki seperti itu, justru kau akan mungkin lebih menyayanginya. aamiin.

Visiku...
Calon suamiku, inilah visi hidupku menikah denganmu.
Aku menikahimu bukan karena nafsu semata, namun karena kecintaanku pada Allah yang membuatku menikahimu.
Jika Allah mempercayai kita untuk memiliki keturunan, maka aku ingin kita didik dengan baik dan benar. Kita bangun pondasi iman yang kokoh untuk mereka.
Semoga kita dikaruniai keturunan yang mampu mengemban visi dakwah agama Islam dengan benar, keturunan yang membanggakan kita di dunia dan keberhasilan saat kita sudah tiada.
Semoga rumah tangga kita yang selalu diterangi dengan membaca Al Qur'an. Tak hanya membaca dan menghafal namun mentadaburi Al-Quran. Serta rumahtangga yang berdasarkan sunnah-sunnah Rasul.

Calon suamiku, kelak kaulah imam dalam rumah tangga kita, dan aku siap menjadi prajurit yang handal yang sami'na wa atho'na karena aku yakin setiap perkataanmu adalah baik bagiku, setiap nasehatmu adalah demi kemuliaanku, dan setiap perintahmu adalah surga untukku. Dalam peperangan pemimpin yang handal tanpa ada prajurit yang handal pula akan sulit memenangkan sebuah peperangan. Ingat calon suamiku karena misi kita memerangi syaitan dan hawa nafsu.
Calon suamiku, persiapkan dirimu saat ini untuk menjadi imam yang handal tersebut. Akupun mempersiapkan diriku untuk menjadi pranjurit yang handal. Semangat ya...

Aku di sini sedang bersabar menunggu waktu terbaik yang Allah berikan untuk bertemu denganmu. Aku yakin Allah akan memberikan lelaki luar biasa yang hebat untuk menjadi nahkoda dalam bahtera rumahtanggaku. Jika tidak di dunia kita bertemu semoga di akhirat kita bertemu.
(tp aku berharap kau suami dunia akhiratku)

Anna ukhibbuka fillah

Chiayi, Taiwan
Jumat 2014, 28 3...12.21

Rabu, 19 Februari 2014

Doa Pagi

باسمك اللهم ندعو
bismikallahumma nada`u

in the name of Allah
في غدو ورواح
fi ghudu wiw wa rawah

we pray,in the morning and evening
لك منا كل حمد
laka minna kullu hamdin

for u all the praise
في مساء وصباح
fi masa iw wa sobah

in the morning and evening
هب لنا منك رشدا
hablana minka roshadah

give us the guide
واهدنا سبل الصلاح
wahdiina subulasolah

show us the right path
إن تقوى الله نور
inna taqwaallah hi nurun

truly, taqwa to Allah
Align Centerوطريق للفلاح
wa thoriqul lil falah

is the light and way to success

Minggu, 29 Desember 2013

Semangat Dakwah Seorang Anak di Amsterdam, Membawa Hidayah Kepada Seorang Nenek

Semangat Dakwah Seorang Anak di Amsterdam, Membawa Hidayah Kepada Seorang Nenek


Muslimahzone.com - Ada kisah menarik tentang semangat dakwah, yang disampaikan oleh DR. Muhammad Ratib an-Nabulsy saat Khuthbah Jumat tertanggal 2 Juli 2010. Sebuah kisah inspiratif  terjadi di Amsterdam yang sangat menarik untuk disimak. Berikut ini Penulis paparkan dengan terjemah bebas dan sedikit diringkas.
“Menjadi kebiasaan di hari Jumat, seorang Imam masjid dan anaknya yang berumur 11 tahun membagi brosur di jalan-jalan dan keramaian, sebuah brosur dakwah yang berjudul “Thariiqun ilal jannah” (jalan menuju jannah).
Tapi kali ini, suasana sangat dingin ditambah rintik air hujan yang membuat orang benar-benar malas untuk keluar rumah. Si anak telah siap memakai pakaian tebal dan jas hujan untuk mencegah dinginnya udara, lalu ia berkata kepada sang ayah,
“Saya sudah siap, Ayah!”
“Siap untuk apa, Nak?”
“Ayah, bukankah ini waktunya kita menyebarkan brosur ‘jalan menuju jannah’?”
“Udara di luar sangat dingin, apalagi gerimis.”
“Tapi Ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang berjalan menuju neraka!” “Saya tidak tahan dengan suasana dingin di luar.”
“Ayah, jika diijinkan, saya ingin menyebarkan brosur ini sendirian.”
Sang ayah diam sejenak lalu berkata, “Baiklah, pergilah dengan membawa beberapa brosur yang ada.”
Anak itupun keluar ke jalanan kota untuk membagi brosur kepada orang yang dijumpainya, juga dari pintu ke pintu. Dua jam berjalan, dan brosur hanya tersisa sedikit saja. Jalanan sepi dan ia tak menjumpai lagi orang yang lalu lalang di jalanan. Ia pun mendatangi sebuah rumah untuk membagikan brosur itu. Ia pencet tombol bel rumah, namun tak ada jawaban. Ia pencet lagi, dan tak ada yang keluar. Hampir saja ia pergi, namun seakan ada suatu rasa yang menghalanginya. Untuk kesekian kali ia kembali memencet bel, dan ia ketuk pintu dengan lebih keras. Ia tunggu beberapa lama, hingga pintu terbuka pelan. Ada wanita tua keluar dengan raut wajah yang menyiratkan kesedihan yang dalam Wanita itu berkata, “Apa yang bisa dibantu wahai anakku?”
Dengan wajah ceria, senyum yang bersahabat si anak berkata, “Nek, mohon maaf jika saya mengganggu Anda, saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda, dan saya membawa brosur dakwah untuk Anda yang menjelaskan bagaimana Anda mengenal Allah, apa yang seharusnya dilakukan manusia dan bagaimana cara memperoleh ridha-Nya.”
Anak itu menyerahkan brosurnya, dan sebelum ia pergi wanita itu sempat berkata, “Terimakasih, Nak.”
Sepekan Kemudian
Usai shalat Jumat, seperti biasa Imam masjid berdiri dan menyampaikan sedikit taushiyah, lalu berkata, “Adakah di antara hadirin yang ingin bertanya, atau ingin mengutarakan sesuatu?”
Di barisan belakang, terdengar seorang wanita tua berkata,
“Tak ada di antara hadirin ini yang mengenaliku, dan baru kali ini saya datang ke tempat ini. Sebelum Jumat yang lalu saya belum menjadi seorang muslimah, dan tidak berfikir untuk menjadi seperti ini sebelumnya. Sekitar sebulan lalu suamiku meninggal, padahal ia satu-satunya orang yang kumiliki di dunia ini. Hari Jumat yang lalu, saat udara sangat dingin dan diiringi gerimis, saya kalap, karena tak tersisa lagi harapanku untuk hidup. Maka saya mengambil tali dan kursi, lalu saya membawanya ke kamar atas di rumahku. Saya ikat satu ujung tali di kayu atap. Saya berdiri di kursi, lalu saya kalungkan ujung tali yang satunya ke leher, saya memutuskan untuk bunuh diri.
Tapi, tiba-tiba terdengar olehku suara bel rumah di lantai bawah. Saya menunggu sesaat dan tidak menjawab, “paling sebentar lagi pergi”, batinku.
Tapi ternyata bel berdering lagi, dan kuperhatikan ketukan pintu semakin keras terdengar. Lalu saya lepas tali yang melingkar di leher, dan saya turun untuk sekedar melihat siapa yang mengetuk pintu.
Saat kubuka pintu, kulihat seorang bocah berwajah ceria, dengan senyuman laksana malaikat dan aku belum pernah melihat anak seperti itu. Ia mengucapkan kata-kata yang sangat menyentuh sanubariku, “Saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda.” Kemudian anak itu menyodorkan brosur kepadaku yang berjudul, “Jalan Menuju Jannah.”
Akupun segera menutup pintu, aku mulai membaca isi brosur. Setelah membacanya, aku naik ke lantai atas, melepaskan ikatan tali di atap dan menyingkirkan kursi. Saya telah mantap untuk tidak memerlukan itu lagi selamanya.
Anda tahu, sekarang ini saya benar-benar merasa sangat bahagia, karena bisa mengenal Allah yang Esa, tiada ilah yang haq selain Dia.
Dan karena alamat markaz dakwah tertera di brosur itu, maka saya datang ke sini sendirian utk mengucapkan pujian kepada Allah, kemudian berterimakasih kepada kalian, khususnya ‘malaikat’ kecil yang telah mendatangiku pada saat yang sangat tepat. Mudah-mudahan itu menjadi sebab selamat saya dari kesengsaraan menuju kebahagiaan jannah yang abadi.
Mengalirlah air mati para jamaah yang hadir di masjid, gemuruh takbir. Allahu Akbar. Menggema di ruangan. Sementara sang Imam turun dari mimbarnya, menuju shaf paling depan, tempat dimana puteranya yang tak lain adalah ‘malaikat’ kecil itu duduk. Sang ayah mendekap dan mencium anaknya diiringi tangisan haru. Allahu Akbar!”
Lihatlah bagaimana antusias anak kecil itu tatkala berdakwah, hingga dia mengatakan “Tapi Ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang berjalan menuju neraka!” Ia tidak bisa membiarkan manusia berjalan menuju neraka. Ia ingin kiranya bisa mencegah mereka, lalu membimbingnya menuju jalan ke jannah.
Lihat pula bagaimana ia berdakwah, menunjukkan wajah ceria dan memberikan kabar gembira, “Saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda.” Siapa yang tidak trenyuh hati mendengarkan kata-katanya?
Berdakwah dengan apa apa yang ia mampu, juga patut dijadikan teladan. Bisa jadi,tanpa kita sadari, cara dakwah sederhana yang kita lakukan ternyata berdampak luar biasa. Menjadi sebab datangnya hidayah bagi seseorang. Padahal, satu orang yang mendapat hidayah dengan sebab dakwah kita, lebih baik baik bagi kita daripada mendapat hadiah onta merah. Wallahu a’lam bishawab.
Sumber: arrisalah.net
(zafaran/muslimahzone.com)