Ini
bukan cerita tentang seseorang yang bernama Senja atau cerita tentang sebuah
alat pembunuh-senja(ta), melainkan cerita dari salah satu aktivitas alam yaitu
saat matahari terbenam yang dikenal oleh khayalak umum dengan nama senja.
Akhir-akhir
ini saya mempunyai hobi yang agak unik. Setiap hari sepulang kerja, selalu
menghabiskan sore dengan duduk di atas kasur kadang duduk-duduk di daun jendela (sebelum dipasang tralis besi) sambil menikmati matahari yang
mulai terbenam. Pemandangan jendela yang menghadap tepat arah barat memperjelas siluet matahari disore hari. Saya jadi teringat novel yang pernah saya tulis dua tahun
silam. Bukan novel tapi celupang-cerita
lumayan panjang, atau bisa disebut cegappen-cerita
gak patio pendek. “Dikisahkan ada
seorang wanita bernama Arini yang bekerja di laboratorium nanotechnology UCLA-salah satu kampus terbaik dunia yang terletak di California. Arini adalah
sesosok wanita yang mandiri dan cerdas, namun memiliki kebiasaan unik setiap hari dia harus memandangi matahari terbenam. Tentunya ada cerita dibalik kebiasaan unik ini. Kebiasaan yang dikenalkan oleh seseorang yang
akan selalu menjadi siluet disetiap senja hidupnya”. Itulah sinopsis singkat novel "Senja antara A…Z". hehehe...
Sadar atau tidak sadar sebenarnya dunia ini mempunyai spot-spot terbaik untuk menikmati senja, matahari terbit, atau aktivitas matahari lainnya. Konon California adalah salah satu spot terbaik untuk menikmati aktivitas matahari ini. Mungkin jika saya tidak berfikir seribu kali lipat atau menolak tawaran teacher buat magang di UCLA saat ini saya sudah bisa membuktikan apakah benar California adalah negara yang mampu menyajikan keindahan kenampakan mataharinya. Sudahlah saya juga tidak tertarik merantau ke Amerika. Lebih tepatnya indahnya merantau bukan dimana melainkan dengan siapa (Mb Hanifah, 2015).#galau is detected. hahahha
Back to senja....
Menikmati terbenamnya matahari bisa jadi membawa ketenangan jiwa tersendiri. Imaginasi saya ketika matahari terbenam-disitulah matahari menampakkan sisi melankolisnya. Mengapa melankolis? rasakan saja ketika waktu duha sampai siang, matahari mengeluarkan kegalakannya. Terik, panas, bagai semburan api dari mulut naga. Beda halnya saat terbit atau saat akan terbenam, matahari menjadi sosok yang kehilangan amarahnya tanpa mengurangi kehormatannya sebagai sang pusat tatasurya. Dia tampak besar dan merah namun tak mampu mengeluarkan teriknya... sayu...
Namun, sebenarnya ada pesan yang ingin disampaikan oleh sang senja tentang kehidupan ini. Menurut saya senja adalah sebuah tanda bahwa episode hari ini akan selesai dan berganti ke episode hari berikutnya yaitu pagi. Well...Atau dengan kata lain, ada dua pesan ketika senja itu tiba. Yang pertama setelah senja, datanglah malam yang dihiasi dengan terangnya sang rembulan dan kemerlapnya bintang-bintang. Yang kedua adalah tidak akan kita melihat pagi yang baru tanpa melalui senja yang lalu.
Artinya apa? jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, senja ibarat perpisahan. Ketika kita berpisah dengan seseorang yang mugkin sudah kita anggap sebagai cahaya dikehidupan disitulah mungkin ada perasaan kehilangan atau apalah yang biasa dinamakan "kesedihan" maka, jangan pernah terlarut dalam kesedihan pasti suatu saat kita akan bertemu dengan sang malam bertabur bintang, yaitu ibaratnya malam merupakan lingkungan baru, dan bintang adalah orang baru dengan sifat baru, yang membawa cahaya baru dalam kehidupan kita. Sedangkan jika kita memutuskan untuk menunggu sang mentari terbit di pagi hari maka bisa jadi kita memutuskan untuk tetap menunggu seseorang yang sama namun berharap dia akan datang dengan cahaya baru yang lebih indah. So..ketika kita memutuskan untuk berpisah dengan seseorang dengan alasan A-Z maka pilihan ada di tangan kita, yaitu menunggu mentari pagi-tetap menunggu seseorang yang pernah menjadi cahaya di kehidupan kita yang belum pasti kedatangannya atau memilih untuk membuka hati kepada orang baru yang lebih siap menjadi penerang dikehidupan kita.
“Pagi dan sore langit selalu memberi warna yang sama, ibarat pertemuan dan perpisahan pada hakikatnya sama. Bertemu untuk berpisah dan berpisah untuk bertemu.”
Namun, sebenarnya ada pesan yang ingin disampaikan oleh sang senja tentang kehidupan ini. Menurut saya senja adalah sebuah tanda bahwa episode hari ini akan selesai dan berganti ke episode hari berikutnya yaitu pagi. Well...Atau dengan kata lain, ada dua pesan ketika senja itu tiba. Yang pertama setelah senja, datanglah malam yang dihiasi dengan terangnya sang rembulan dan kemerlapnya bintang-bintang. Yang kedua adalah tidak akan kita melihat pagi yang baru tanpa melalui senja yang lalu.
Artinya apa? jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, senja ibarat perpisahan. Ketika kita berpisah dengan seseorang yang mugkin sudah kita anggap sebagai cahaya dikehidupan disitulah mungkin ada perasaan kehilangan atau apalah yang biasa dinamakan "kesedihan" maka, jangan pernah terlarut dalam kesedihan pasti suatu saat kita akan bertemu dengan sang malam bertabur bintang, yaitu ibaratnya malam merupakan lingkungan baru, dan bintang adalah orang baru dengan sifat baru, yang membawa cahaya baru dalam kehidupan kita. Sedangkan jika kita memutuskan untuk menunggu sang mentari terbit di pagi hari maka bisa jadi kita memutuskan untuk tetap menunggu seseorang yang sama namun berharap dia akan datang dengan cahaya baru yang lebih indah. So..ketika kita memutuskan untuk berpisah dengan seseorang dengan alasan A-Z maka pilihan ada di tangan kita, yaitu menunggu mentari pagi-tetap menunggu seseorang yang pernah menjadi cahaya di kehidupan kita yang belum pasti kedatangannya atau memilih untuk membuka hati kepada orang baru yang lebih siap menjadi penerang dikehidupan kita.
“Pagi dan sore langit selalu memberi warna yang sama, ibarat pertemuan dan perpisahan pada hakikatnya sama. Bertemu untuk berpisah dan berpisah untuk bertemu.”